Wednesday, August 5, 2009

Cara Efektif Bermain Bagi Anak

Pada periode umur 0 hingga 6 tahun seorang anak mengalami pertumbuhan, perkembangan dan proses pembelajaran yang lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan periode laindalam hidupnya. Periode ini merupakan periode emas yang sangat berharga ketrempilan-ketrampilan yang akan digunakan dalam kehidupan selanjutnya. Periode ini juga merupakan periode kritis dalam hidup seorang anak sebab semua pengalaman dan kesempatan eksplorasi yang dimiliki tersebut akan menjadi bagian yang penting dan mendasar bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Hal penting bagi orang tua sebelum memberikan stimulasi lewat permainan kepada seseorang anak adalah mengetahui kebutuhan dan perilaku khusus atau spesifik dari anak. Kebutuhan dasar anak meliputi:

Pertama, kebutuhan untuk merasa dicintai. Ini merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia. Anak akan merasa dicintai saat orang tuanya memeluk dan membelainya, tersenyum dan berbicara dengannya, memperhatikan apa yang dikatakan atau dilakukannya.

Kedua, kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan dimengerti orang lain. Menangis, tersenyum, berteriak, tertawa merupakan pengungkapan ekspresi paling mengerti emosinya, maka si anak akan terbuka dalam mengekspresikan perasaannya secara tepat tanpa menyakiti orang lain atau dirinya sendiri.

Ketiga, kebutuhan untuk merasa dimiliki dan diterima. Memberikan benda-benda yang bertuliskan namanya, memanggil dan mnyebut namanya, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan kelompok, merupakan cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan kepercayaan diri dan perasaan diterima dari seseorang anak. Penerimaan orang tua terhadap kelebihan atau kemampuan anak akan menjadikan anak dapat menerima dirinya sendiri apa adanya.

Keempat, kebutuhan untuk merasa aman dan bebas dari ketakutan. Saat orang tua memberikan kenyamanan yang diperlukan ketika ia terluka, melindungi dari kemarahan teman-temannya atau mengantarkan ke toilet ketika ia ingin buang air, semuanya itu membuat ia merasa aman.

Kelima, kebutuhan untuk merasakan kemandirian. Kepercayaan orang tua ketika anak melakukan suatu hal seperti memakai baju sendiri, makan sendiri, akan memberikan stimulasi kemandirian anak. Jika orang tua menunjukkan penghargaan terhadap hasil pekerjaannya maka kepercayaan diri serta kemandirian anak akan lebih berkembang.

Keenam, kebutuhan akan kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Jika orang tua memberikan kesempatan, dorongan dan penilaian yang positif, maka anak akan melakukan eksplorasi dengan gembira.

Ketujuh, kebutuhan untuk merasakan keberhasilan. Memberikan kegiatan yang mudah sehingga anak berhasil melakukannya akan membangun kepercayaan diri dan identitas diri anak.

Kedelapan, kebutuhan untuk memiliki konsep diri yang baik. Jika seorang anak merasa dicintai dan diterima, didengarkan dan dimengerti, merasakan keamanan dan keberhasilan dalam mengerjakan sesuatu yang diinginkannya, maka ia akan mengembangkan perasaan identitas yang baik terhadap dirinya sendiri.

Setelah kebutuhan anak terpenuhi, ada beberapa strategi yang dapat digunakan agar suatu permainan menjadi efektif, antara lain : pemberian berbagai macam stimulasi yang bervariasi, memberi kesempatan pada anak untuk menggunakan semua fungsi indera dalam mendorong anak untuk bereksplorasi dan menggunakan permainan dengan tepat. Ketika anak berekplorasi ada baiknya orang tua memperhatikan beberapa strategi pergerakan dalam permainan.

Pertama, penempatan suatu mainan yang sesuai dengan pergerakan anak, misalnya untuk mendorong anak belajar meraih mainan, tempatkan mainan di depan anak.


Kedua, tipe suatu permainan yang akan mempengaruhi pergerakan, misalnya lempar tangkap bola akan menstimulasi koordinasi mata dan tangan.

Ketiga, penataan ruangan ketika anak sedang bermain, ruang yang luas dapat mendorong anak bebas bergerak.

Keempat, memecah tahapan permainan kompleks menjadi tahapan-tahapan yang lebih sedrhana.

Kelima, mengajarkan tiap tahapan gerakan dengan urutan yang tepat. Hindari mengajarkan beberapa tahapan sekaligus.

Keenam, jadilah model bagi anak dalam melakukan aktifitas karena anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua.

Ketujuh, bergeraklah bersama dengan anak sehingga ia dapat merasakan gerakan-gerakan tersebut.

Kedelapan, menggunakan tehnik verbal sesuai dengan hasil permainan yang dilakukan anak. Memberi komentar dengan bahasa yang mudah dipahami anak tetapi bukan kritik atau menyalahkan. Memberi penghargaan dan pujian saat anak melakukan suatu permainan.

0 comments:

  © Blogger template 'Soft' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP